Bagaimana mempengaruhi nasib kita secara sadar dan cepat

Ketika orang di tanya apa dalam hidup ini ingin apa, maka banyak sekali orang yang tidak tahu ingin apa. Dan ada juga yang ketika ditanya ingin apa malah di jawab “Saya tidak ingin …ini…itu …dll”. Sebenarnya kalau boleh di simpulkan bahwa orang secara sederhana hanya menginginkan merasa lebih baik. Entah ingin lebih kaya, ingin lebih cantik, ingin lebih pandai atau ingin beramal, semuanya berujung bahwa dengan lebih kaya, lebih cantik, lebih pandai, beramal, orang menjadi merasa lebih baik
Di level yang paling buruk adalah kebutuhan merasa lebih baik ini dipenuhi dengan menghina orang lain, dengan membuat orang lain lebih menderita.
Di level yang cukup buruk, banyak orang untuk merasa lebih baik, mereka menggantungkan dari faktor di luar dirinya. Maka apapun yang sudah dicapai selalu tetap tidak cukup. Karena manusia selama hidup akan selalu mendapat tantangan (dalam bahasa positif) atau masalah (dalam bahasa negatif). Sebagai contoh orang menganggap bahwa hidup akan lebih baik bila dia mempunyai penghasilan Rp 10 juta sebulan, ternyata ketika sampai penghasilannya sebulan mencapai Rp 10 juta, perasaannya hanya senang sesaat, setelah itu orang tadi menganggap bahwa Rp 10 juta kurang, dengan kondisi ekonomi seperti sekarang mestinya akan lebih baik kalau mempunyai penghasilan Rp 20 juta sebulan. Dan ketika bahkan orang tersebut mempunyai penghasilan Rp 100 juta sebulan, orang tersebut hanya bahagia sebentar karena ternyata keluarganya berantakan, atau mendapat pasangan hidup yang salah. Contoh orang yang menggantungkan cara untuk merasa lebih baik ke faktor yang lebih baik adalah Elvis Presley, sangat kaya, sangat ganteng, begitu banyak teman, sangat terkenal, begitu banyak fans, sangat banyak wanita cantik, namun karena strategy untuk merasa lebih baik-nya dengan menggantungkan diri dengan faktor di luar dirinya, maka Elvis mengandalkan obat bius untuk merasa lebih baik. Satu dosis mulai tidak mempan maka tambah dosis dan tambah dosis, maka sampai akhirnya mati karena over dosis.

Di level yang cukup baik, orang bisa merasa lebih baik seketika kapanpun dia mau. Karena orang ini mempunyai strategi untuk merasa lebih baik dengan mengendalikan diri sendiri. Secara singkat ada tiga hal dari diri kita yang kalau kita mampu menguasai hal ini maka kita akan mampu merasa lebih baik kapanpun kita mau, yaitu:
1. Gerakan kita
2. Focus dan Keyakinan kita
3. Bahasa kita

1. Gerakan
Oleh Anthony Robbins dikatakan bahwa “Our emotion is created by our Motion”.
Jelas sekali ada gerakan-gerakan tertentu yang akan membuat kita tidak bisa sedih. Dan ada gerakan-gerakan tertentu yang akan membuat kita semakin loyo.

Mari kita perhatikan gerakan atau postur tubuh orang yang sedang sedih, tidak bersemangat atau sedang putus harapan. Apa yang terjadi, kepala menunduk ke bawah, bahu menutup dan turun sehingga dada menutup,bibir tertutup dan ujung bibir turun, dahi berkerut, mata sayu, punggung melengkung, tangan tidak bergerak atau bahkan dilipat atau dalam posisi tertutup di dalam badan, kalau ybs duduk, posisi duduknya merosot.

Mari kita perhatikan gerakan atau postur tubuh orang yang sedang gembira, sangat bersemangat atau sedang sangat yakin. Apa yang terjadi, kepada tegak atau kalau tidak mendongak, bahu tegak ke belakang seperti seorang membawa ransel, dada terbuka, bibir terbuka atau tersenyum, ujung bibir terangkat ke atas, dahi lapang, mata bersinar-sinar, punggung tegak, tangan bergerak2 atau posisi tangan di luar tubuh, kalau ybs duduk, duduknya dalam posisi sangat tegak.

Akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa sama sekali kita berusaha memikirkan hal yang sedih dengan posisi atau postur tubuh gembira.
Akan lebih mudah merubah gerak seketika dari pada kita merubah perasaan atau emosi kita. Ketika kita merubah gerak dan postur kita, mendadak perasaan kita juga berubah.

Ada penelitian yang dilakukan di rumah sakit jiwa, di Amerika, di mana seorang yang menderita Manic Depresi di minta untuk tersenyum tanpa alasan apa pun, pagi dan sore, selama lima belas menit. Hanya dalam 14 hari tanpa obat apapun, penderita manic depresi ini sembuh.

2. Fokus dan Keyakinan
Focus dan keyakinan ini adalah film dan kalimat program yang ada di kepala kita.

2.a Fokus, adalah film yang kita putar terus menerus di kepala kita.
Mata kita, telinga kita, perasaan kita, pikiran kita hanya bisa focus ke hal tertentu di suatu waktu. Dan focus ini bagaikan sinar laser yang akan menembus segala hal yang menjadi halangan. Semisal kita mempunyai keyakinan bahwa Si A adalah orang jahat, maka focus kita akan mencari segala hal yang mendukung keyakinan kita. Meskipun A senyum dengan tulus, kita akan merasa bahwa A senyumnya menghina atau sinis …., semisal A memberi sesuatu kepada kita dengan tulus, kita akan tetap curiga bahwa A pasti ada maunya atau ada udang di balik batu. Kalau kita focus kepada hal yang jelek, tanpa sadar otak kita akan mencari segala pendukung bahwa sesuatu hal tersebut jelek. Otak kita seperti Radar dalam peluru kendali. Sekali disetel tujuannya maka akan mencari segala cara untuk sampai ke tujuan. Fokus kepada yang positif, siap kepada kemungkinan terburuk, dan bekerja untuk mencapai kemungkinan terbaik.

2.b. Keyakinan.
Keyakinan adalah seperti bahasa program di komputer yang akan membuat kita akan selalu menghasilkan hasil tertentu ketika menggunakan keyakinan tertentu.
Banyak orang tidak tahu bahkan tidak pernah perduli dari mana datangnya keyakinannya. Padahal kalau kita mau secara sadar merubah keyakinan kita, maka keputusan kita akan berbeda, tindakan kita akan berbeda, hasilnya akan berbeda dan nasib kita akan berbeda.
Keyakinan ada dua macam :
1. Peraturan : Bila……., maka…………………
2. Definisi : Saya adalah …, uang adalah…., kerja adalah…., Agama ini adalah …, Johni adalah…., Semua orang adalah …, saya tidak bisa……., dab

Bila kita mempunyai keyakinan bahwa Bila orang menghina kita maka kita harus marah, dan bila kita sudah peringatkan orang tersebut agar tidak menghina dan orang tersebut tetap menghina, maka orang tersebut layak untuk dipukul. Dengan keyakinan seperti ini maka kita akan berkelahi dan tidak merasa salah karena ada hal pembenar dalam keyakinan kita. Demikian juga semua orang yang melakukan pembunuhan atau tindak kekerasan, tanpa sadar ada kalimat program di kepalanya yang membenarkan tindakannya.

3.Bahasa
Bahasa ini adalah Pilihan kata kita, pilihan susunan kata kita, pertanyaan yang kita gunakan, perumpamaan yang kita gunakan.
Misal ada kejadian kita rugi Rp 10 juta karena ditipu teman kita, kalau kita menggunakan Kata-kata “Saya di tipu” atau pertanyaan,“Kenapa ya, kok saya begitu bodoh sehingga bisa ditipu” atau perumpamaan “Teman satu ini bagaikan air susu di balas dengan air tuba”. Apa yang terjadi …, kita akan merasa sangat tertekan atau marah.

Namun misal kita rubah kata-kata kita menjadi “Wah saya dapat pelajaran senilai Rp 10 juta”, atau pertanyaan “Apa yang bisa saya pelajari dari hal ini sehingga saya bisa lebih baik lagi?” atau perumpamaan “Yah hitung2 buang sial, semoga uang dan sial tersebut bermanfaat untuk ybs dan akhirnya berubah menjadi rejeki, kembali ke saya 10.000 kali lipat”. Nah kita akan merasa seketika lebih baik.

Semoga artikel ini bermanfaat.
Salam Dahsyat dan Sejahtera Selalu.

Tung Desem Waringin

Posting Komentar

0 Komentar